Bertemu Gita

Gita baru saja tiba di depan pintu masuk Kakas Mall dengan diantar supir taksi online. Suasana Kakas Mall saat itu masih sangat sepi, lantaran masih pukul 9 pagi dimana banyak orang masih sibuk dengan aktivitas pagi mereka.

“Hai... Kak Nanda. Dimana? Aku di Mc Donalds ya?” Ia nampak menghubungi seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Nanda, mantan dari kakaknya. Sebenarnya, Gita tidak mau terlalu ikut campur. Maka, ketika Kawa memutuskan menjauhi perempuan itu. Ia memilih untuk tetap baik dan berteman dengan sang gadis.

Dengan sebuah eskrim matcha kesukaan yang ada didepannya, Ia menunggu sambil memperhatikan sekitar. Netranya menangkap sebuah pemandangan menarik, seorang gadis yang daridulu ingin dikenalnya karena selalu menjadi topik menarik sang kakak saat dirumah. Beberapa kali ia mengerjapkan mata dan memastikan siapa gerangan gadis itu, apakah benar dia Nidya, gadis yang saat ini menurutnya sudah mengambil hati kakak kesayangannya.

Ia memutuskan menghampiri sang puan yang berjarak tak lebih dari 3 meja didepannya.

“Hai Nidya ya?” sapanya dengan sok akrab, sang gadis mengangkat kepalanya dan balas tersenyum pada Gita. Terlihat sedikit ekspresi kaget disana, tentunya saja dengan ekspresi Gita beberapa waktu lalu.

“Kamu... Gita?” tanyanya menebak. Wow, Gita tidak pernah menyangka dirinya akan seterkenal itu hanya karena menjadi seorang adik dari Kanaka Warangga. Atau mungkin sang kakak sudah menceritakan segalanya pada gadis ini?

“Iyaaaa! Kamu Nidya ya? Aku sering denger kamu dari A Kawa. Salam kenal ya?” Ia mengulurkan tangan untuk saling berjabat. Dan syukurkan disambut dengan senang hati oleh Nidya.

“Sendirian?” tanya Nidya menyuap beberapa sendok eskrim ke mulutnya.

“Nggak. Aku lagi nunggu kak Nanda. Eh kamu tau Kak Nanda kan?” tanya Gita kembali pada Nidya. Gadis itu sedikit tercenung kemudian mengangguk.

“Nggak apa apa nanti dia gabung? Atau kalau kamu ngga mau gapapa sih. Nanti aku pindah aja sama dia.” ucap Gita dengan meringis dan terkekeh pelan.

“Nggak apa apa. Emangnya kenapa?” tanya Nidya kembali sedikit bingung.

“Kamu kan lagi deket ya sama A kawa?” tanya Gita sedikit menggoda gadis yang tak jauh berbeda usianya dengannya dan membuat gadis itu sedikit tersedak eskrim yang sedang disantapnya.

“Hahahahha. Kata siapa sih?” ia menyembunyikan raut wajah malu didepan adik Kawa itu.

“Alah. Jangan bohong. Eh atau kakakku bertepuk sebelah tangan?” tanya Gita tertawa geli.

“Kata siapa Kawa suka aku?” tanya Nidya yang sebenarnya juga penasaran. Namun, Gita mengerdik.

“Aku sih dukung-dukung aja Nid. Tapi.. Kamu harus tau satu fakta. Sama A Kawa, harus kuat-kuat. Kamu tau kenapa kak Nanda bisa putus sama A Kawa?” tanya Gita pada Nidya saat itu dan berbisik. Tentu saja Nidya menggeleng.

“Karena... diteror..” Gita berucap sangan pelan sekali. Lagi-lagi Nidya tersedak untuk kedua kalinya.

“Hah serius?!” tsnya Nidya hampir tidak percaya.

“Iyaaaa. Kasian banget Kak Nanda dulu curhat ke aku nangis-nangis mulu. Semoga aja nggak keulang sama kamu dua kali.” Gita menggenggam erat tangan Nidya dan menatap gadis itu lekat lantas tersenyum, berusaha meyakinkan.

“Hahahahaha... Lagian A Kawa ngga suka aku ah.” Nidya berusaha menepis semua anggapan tersebut.

“Eh aku boleh minta nomor kamu?” Gita sudah siap mengetikkan nomor ponsel Nidya di ponselnya. Nidya mengangguk dan menyebutkan ponselnya pada Gita.

“Git.. Aku boleh minta nomor Kak Nanda?” Nidya akhirnya memberanikan diri untuk mencari tau sendiri fakta itu. Gita tentu saja mengangguk dan memberikan kontak dari mantan pacar kakaknya tersebut.

“Terima kasih, ya.”

“Hei...” Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan mereka. Nidya menoleh dan sedikit terkejut siapa yang ada dihadapannya, perempuan yang daridulu selalu ia kagumi karena begitu cocok dengan idolanya. Kawa.

“Hei Gita kamu sama siapa?” tanya Nanda duduk bergabung dengan mereka.

“Hai aku Nidya.” Nidya mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Nanda. Gita sedikit berbisik pada Nanda memberitahu siapa Nidya.

“Ooh. I see. Salam kenal ya Nidya. Lagi ngapain? Sendirian aja?” tanya Nanda pada Nidya.

“Lagi suntuk aja kak dirumah.” jawab Nidya namun tak lama ponsel sang puan berdering.

Kawa.

“Eh sebentar ya Kak aku angkat telfon dulu.” Ia kemudian bangkit dan mengangkat panggilan telepon dari sang tuan.

“Aku di Mcd. Bentar ya aku keluar sebentar.” Nidya kemudian meminta izin untuk keluar sebentar dan mencari keberadaan Kawa.