Lastday
Kawa POV
Nidya Nidya.. Nggak salah dia suka banget sama bunga matahari. Hari gue cerah karenanya.
Mood gue yang hancur gara-gara Nanda yang menurut gue omongannya nggak penting dan minta ketemu, berhasil bisa diperbaiki dengan kehadirannya.
“Suka nggak?” gue melirik ke arahnya dengan kedua tangan masih mencengkram kemudi, dengan fokus terbagi juga ke jalan. Dia mengangguk antusias.
“Suka bangeeeet. Ih makasih. Ini disuruh sama Pacar Idola?” tanyanya menatap ke arah gue, menunggu jawaban.
“Ya nggaklah..” jawab gue dengan kekehan pelan.
“Ya..” panggil gue lagi, Ia menoleh dan menunggu jawaban.
“Makasih ya? Udah mau kirim form.” gue tertawa pelan dengan tubuh condong ke arahnya dan menatapnya lekat.
“Loh? Ngapain bilang makasih? Harusnya aku yang bilang makasih. Karena kamu mau pilih aku.” ucapnya polos. Gue tertawa dan tanpa sadar menggeleng.
Nggak, Ya. Lo datang ke hidup gue di waktu yang tepat.
Tidak lama kemudian, gue dan Nidya sampai ke tempat rekaman yang biasa gue datangi untuk latihan.
“Widih siapa tuh? Calon?” Ririn, sahabat perempuan gue dan juga partner ngeband gue berbisik. Gue hanya tertawa menanggapi, lebih tepatnya bingung akan jawabannya.
“Ya.. Tunggu bentar ya? Aku latihan dulu.” Gue meminta izin padanya, biasanya Nanda yang suka nemenin gue latihan. Hmm.. Kenapa Nanda lagi sih, Wa?
Gue.. Sepertinya ada ide deh buat lirik single terbaru gue. Hehehehee.