Meet him
Nidya POV
AAAAAAAAA! Kalau boleh aku teriak sekencang-kencangnya kayanya aku akan teriak deh. Namun saat nomor itu menghubungiku dan menginformasikan sesuatu diluar nalar membuatku serasa baru bangun tidur. Iya alias lagi mimpi!
Aku akan ketemu idolaku. Iya! Kanaka Warangga. Coba cubit tangan aku sekarang, pasti nggak sakit.
Aku segera membuka pintu dan berlari ke depan gerbangku.
Laki-laki yang sempat kutemui hampir 2 minggu yang lalu sudah berdiri di mobilnya dan tersenyum manis ke arahku.
Aku melirik sekitar, sepi. Ini aku diprank atau bagaimana? Oh mungkin ada kamera tersembunyi. Whatever! Yang penting jalan sama Kawa.
Setelah jarakku cukup dekat dengannya, wajahnya terkejut namun kemudian kembali tersenyum.
“Hai! Nice to meet you again, Yaya!” ucapnya dengan senyuman manis. HAAAAAAAA DIA MASIH INGET NAMAKU.
“Haaai Kawa! Nggak nyangka ketemu lagi.” Aduh Ninid basi banget.
Kemudian ia membukakan pintu mobilnya seperti seharusnya laki-laki melakukan kewajibannya namun terlihat sweet dimataku saat ini.
“Kamu mau kemana hari ini?” tanyanya dibalik kemudi. Aku masih celingak-celinguk mencari kamera tersembunyi.
“Cari apasih Yaya? Nggak ada. Nggak ada kamera kalau disini. Nanti kalau udah sampai tempat tujuan baru mereka ikut meluncur. Nah kamu mau kemana?” tanyanya kembali fokus dengan jalan.
“Ya ampuuuunnn! oke...” Aku menarik nafas kemudian menghela nafas.
“Ya ampun! Aku masih ganyangka. Kamu... Kawa asli kan?” Aku sedikit lancar menyentuh lengannya, Ia kembali tertawa kemudian menatapku lekat kemudian mencubit pipiku cukup kencang,
“Aaaawww! Sakit.” Aku mengusap pipiku sambil meringis.
“Sakit kan? Berarti kamu nggak mimpi.” jawabnta dengan santai seperti tidak sadar ia baru saja melepaskan ribuan kupu-kupu dalam perutku.
“Jadi, mau kemana?” tanyanya lagi menatapku dengan alis terangkat satu.
“Makan aja mau? Aku mau makan ramen!” Ucapku dengan pasti dan antusias. Ia mengacungkan jarinya.
“Kawa??” Aku menimbang, Apakah berhak aku menanyakan hal tersebut?
“Ya?” tanyanya masih dalam fokus menyetir.
“Kamu lupa ya hubungin aku?” tanyaku agak takut-takut menunggu responnya.